Contoh desain Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Pada pengolahan limbah cair industri tekstil dapat melalui beberapa tahapan
mulai dari air sisa produksi dyeing (Influent) sampai air hasil pengolahan
(Efluent). Proses pengolahan limbah cair atau instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2. Instalasi Pengolahan Air Limbah PT. Hanil Indonesia
Keterangan gambar:
1. Air limbah produksi (influent).
2. Cooling Tower adalah tempat atau menara pendingin limbah cair dari sisa
produksi dyeing.
3. Equalization Basin adalah bak equalisasi atau bak penampungan air limbah.
4. Coagulation Basin adalah bak tempat terjadinya pemisahan kotoran-kotoran
yang halus (partikel-partikel tersuspensi maupun koloid) yang menyebabkan
warna dan kekeruhan dalam limbah cair dengan penambahan zat penggumpal (koagulan).
5. Flocculation Basin adalah tempat atau bak pembentukan flock-flock/memperbesar
kotoran dengan penambahan polimer.
6. Dissolve Air Flotator (DAF) adalah tempat terjadinya pemisahan antara limbah
padat (sludge) yang berbentuk seperti busa dengan air yang jernih dengan bantuan
skum skimmer yang dibantu oleh pressure tank yang membuat limbah padat dapat
berada diatas permukaan air.
7. Sludge Storage Basin adalah tempat penampungan limbah padat (sludge) dari
DAF dan sisa lumpur aktif yang rusak/mengandung bakteri yang sudah mati dari
settler.
8. Belt Press adalah alat untuk mengepress sludge dengan bantuan polimer yang
berfungsi untuk merekatkan sludge. Dari proses ini akan dihasilkan sludge
padat.
9. Bak penampung, untuk menampung sludge padat.
10. First Treated Water Basin (tempat penampungan air dari DAF dimana sisa
limbah akan diuraikan oleh bakteri)
11. Aeration Basin (Bak aerasi yang mengandung bakteri yang menguraikan warna)
12. Settler adalah tempat pemisahan lumpur aktif dengan air hasil olahan.
13. Effluent (bak penampung air yang sudah bersih, keluar melalui flow meter)
14. Sungai.